Thursday, May 1, 2008

Masa Depan Agama = Agama Masa Depan

Baru saja saya membaca kutipan Deepak Chopra di salah satu bukunya, Quantum Happiness, Bahwa di Hollywood yang mungkin adalah salah satu daerah terkaya di dunia, juga mempunyai banyak guru-guru spiritual, mereka banyak mendapatkan muridnya di situ. Suatu fenomena yang menarik karena walaupun telah mendapatkan keinginannya, masyarakat Hollywood yang notabene kaya dan terkenal, tetap saja mereka masih merasa hampa.

Atau mungkin ini suatu fenomena yang telah diramalkan oleh John Naisbitt dalam megatrend 2000, yang salah satu semboyan terkenalnya adalah : Spirituality yes, Organized Religion No.
Mungkin ini adalah awal kehancuran dari lembaga agama yang sudah tidak bisa lagi mengikuti perkembangan jaman, atau hanya trend sementara saja. Seperti yang pernah diramalkan oleh Nostradamus (1503-1566) bahwa suatu saat nanti agama-agama besar yang ada sekarang akan hilang hingga tersisa satu agama yaitu agama Cinta.


Di Amerika gerakan spiritual yang lazim disebut new age ini muncul di tahun 70 an, sebagai jawaban atas kegagalan proyek kristen dan sekulerisme menyajikan wawasan spiritual bagi umatnya. Di lingkungan gereja Kristen sendiri masih sulit untuk menghapus doktrin extra ecclesiam nulla salus, No Salvation outside the Church, atau tak ada keselamatan di luar Gereja. Walaupun pada konsili Vatikan II pada tahun 1964 gereja Katholik telah menghapus doktrin ini dan mulai menerima juga kebenaran yang ada di luar gereja Katholik, tetap saja ingatan masa lalu ini sulit di hapuskan.

Keselamatan jadi bukan yang utama bagi para penganut new age, mereka lebih mengedepankan enlightment atau pencerahan, dimana muncul kesadaran bahwa manusia dapat tercerahkan, tersucikan, karena manusia pada dasarnya adalah citra Allah yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan (atau konsep fitrah pada Islam).

Apapun yang terjadi nanti, uang yang beredar di bisnis spiritual di Amerika selama tahun 2006 telah mencapai 1 milyar dollar US. Betapa bisnis bidang ini begitu semakin menggiurkan di masa depan. karena dari jaman ke jaman manusia selalu haus akan kebutuhan spiritual, kalau dulu lembaga-lembaga agamalah yang "mengelola", sekarang muncul lembaga-lembaga independen di luar agama atau bahkan perorangan yang turut bermain.

Bagaimana di Indonesia ? Walaupun belum semarak seperti di negara-negara barat, tapi di Indonesia juga sudah banyak pelatihan-pelatihan, seminar-seminar atau bimbingan-bimbingan yang katanya mampu meningkatkan kecerdasan spiritual kita.
Apapun bentuknya, Hal-hal semacam itu memang seperti menjadi kebutuhan manusia Indonesia yang semakin merasa rapuh tak berdaya menghadapi perubahan jaman yang semakin cepat, bahkan meskipun secara materi berkelimpahan. Karena faktanya bahwa orang-orang yang mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut adalah kalangan menengah dan menengah ke atas, baik dari segi status sosial maupun status ekonomi. Karena untuk mengikuti pelatihannya harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, yang hampir tidak mungkin diikuti oleh kalangan bawah, karena untuk urusan perutnya saja masih belum terselesaikan.

0 comments: