Tuesday, July 22, 2008

Hasrat, Mitos, Prototipe & Legenda : Yuk Temukan Legenda Pribadi Kita !

Setelah puluhan tahun sebagai diva pop no.1,Madonna baru menyadari bahwa legenda pribadinya adalah menjadi ibu bagi kedua anaknya. Ternyata kepopuleran dan kekayaan bukanlah apa yang sebenarnya diinginkan si "material girl" itu.
Berita baiknya adalah : Kita juga punya legenda pribadi !
Lalu apa hubungan legenda pribadi kita dengan hasrat,mitos dan prototipe?
Yuk kita cari tahu ...


Mitos adalah sumber peradaban manusia. Akibat dari pengabaian mitos di masyarakat adalah bergabungnya remaja-remaja dengan geng-geng jalanan. Yah kayak geng Nero tuh. Tahu kenapa? Karena geng-geng itu punya pemimpin,ritual,inisiasi(semacam pembaptisan atau penerimaan) khusus bagi anggotanya. Dan semua itu adalah aspek-aspek dari mitos.

Di dalam mitos ada prototipe-prototipe yang diperankan oleh individu-individu perorangan. Geng-geng,film,sinetron,opera sabun,para selebritis menjadi menarik karena berbau mitos. Tetapi mereka adalah mitos dan prototipe kelas dua. Lalu apa yang kelas satunya ? Bentar ya .

Kalau kita tengok Marlyn Monroe, dengan jelas kita akan melihat perwujudan prototipenya Aphrodite,dewi seks dan keindahan. Melihat Robert Downey jr,kita menemukan perwujudan Dionysus atau Bacchus, seorang pecinta kesenangan yang liar. Putri Diana adalah perwujudan Artemis, pejuang pemberontak yang tak mengenal takut, yang berani melanggar aturan demi memperjuangkan apa yang di yakininya.

Sekarang ini kita cenderung mencari prototipe simbolis pada selebritis. Bukan prototipe yang muncul dari hasrat kita yang paling dalam.
Kita tiru para selebritis sementara mereka memerankan prototipe mereka sendiri. Mereka berhasil mengikuti keinginan batin mereka sendiri.
Entah berapa banyak remaja perempuan yang bermimpi menjadi Britney Spears berikutnya. Berapa banyak remaja laki-laki yang bermimpi menjadi Michael Jordan atau David Bechkam berikutnya.

Prototipe dan mitos kelas satu diperankan oleh orang-orang seperti Mahatma Gandhi,Martin Luther King jr,Bunda Theresa,Rosa Parks atau siapapun yang berhasil melampaui kehidupan sehari-hari yang biasa-biasa saja untuk masuk ke dalam dunia keajaiban. Mungkin di sekitar kita akan menemukan kasih sayang seorang ibu yang berhasil menyelamatkan anaknya dari kecanduan narkoba. Atau seorang penulis yang bukunya bisa menginspirasi dan mengubah hidup orang lain.

Kita hidup di dunia yang berorientasi pada hasil. Sehingga semuanya harus ada cap dan status. Kita juga sedang hidup di tengah masyarakat yang menginginkan kita menjadi dan mirip dengan orang lain. Sehingga berhasil menjadi diri sendiri adalah sebuah kemewahan.

Yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencari tahu apa prototipe kita. Setiap orang peka terhadap satu atau lebih prototipe. Caranya? Kita perlu menemukan apa yang menjadi hasrat terdalam kita, niat kita yang paling murni. hasrat dan niat itulah membentuk prototipe yang akan kita perankan. Yang nantinya akan menjadi model,gambaran,ide-ide yang menuntun ke arah takdir akhir kita.

Di dalam diri setiap manusia ada embrio "dewa-dewi" yang menunggu untuk dilahirkan. Ada mitos yang harus di angkat. Ada prototipe yang harus di perankan. Dan ada legenda pribadi yang harus di tulis.
Jadi kalau kita sekarang sedang punya keinginan mengerjakan sesuatu, atau menjadi sesuatu, cepetan deh di realisasikan. Mungkin itu yang akan jadi legenda pribadi kita ! Jangan sampai nyesel hanya karena kita takut gagal atau ragu-ragu.

Karena pada akhirnya hal yang paling menyakitkan adalah : "Bukan MENJADI apa diri kita, tapi TIDAK MENJADI apa diri kita ".

Lagian kalo nggak sekarang kapan lagi ? Hidup cuma sebentaran aja kok, karena setelah ini kita akan mati lamaaaaaa sekali ........

19 comments:

Anonymous said...

Terus, apa dong prototipeku ya?

Anonymous said...

Nah ini yang dipopulerkan dengan be your self, namun sulit untuk bergaya hidup seperti itu karena sikap masyarakat pun suka mempopulerkan gaya hidup "latah" suka ikut-ikutan, padahal belum tentu yang diikuti tersebut baik dan benar. Pada dasarnya pribadi setiap individu itu unik, maka tidak bisa bahwa pribadi atau bahkan pengalaman orang lain digeneralisasikan ke dalam hidup kita. Bukan menjadi pribadi yang bahagia tetapi menjadi diri yang tersiksa. Nah kebahagiaan pun kadang diukur berdasarkan ukuran-ukuran yang bahkan kita pun tidak tahu ukuran dari negara atau budaya mana. Tetapi sulitnya ya itu tadi hidup "latah" itu, ya.

Anonymous said...

saya jadi berpikir akan sebuah keinginan yg terus hidup di dalam hati namun bukanlah sebuah pekerjaan yang mendatangkan uang dan status spt yg 'dihargai' orang sekeliling

saya coba mengabaikan keinginan itu, tapi kok gak mau pergi juga?

waktu bilang ke orang2 soal ini mereka cuma tertawa dan bilang bahwa apa yg saya lakukan sekarang sudah baik dan jangan deh kepikiran macam2 utk mengubahnya

membaca tulisan seezqo bikin saya berpikir 2x utk mendengarkan kata hati ini dg lebih baik. bisa jadi itulah legenda pribadi saya!

thanks buat tulisannya yg mencerahkan

flint said...

"Kita hidup di dunia yang berorientasi pada hasil. Sehingga semuanya harus ada cap dan status. Kita juga sedang hidup di tengah masyarakat yang menginginkan kita menjadi dan mirip dengan orang lain. Sehingga berhasil menjadi diri sendiri adalah sebuah kemewahan."

hmmm,,,,
kalo soal ginian sii,, bener banged... susah melihat segala sesuatu yang masih orisinil di lingkungan kitah karena semuanya merasa lebih baik jika disamakan dengan suatu hal. jati diri seakan perlahan-lahan terkikis karena penyangkalan diri.

"Di dalam diri setiap manusia ada embrio "dewa-dewi" yang menunggu untuk dilahirkan. Ada mitos yang harus di angkat. Ada prototipe yang harus di perankan. Dan ada legenda pribadi yang harus di tulis.
Jadi kalau kita sekarang sedang punya keinginan mengerjakan sesuatu, atau menjadi sesuatu, cepetan deh di realisasikan. Mungkin itu yang akan jadi legenda pribadi kita ! Jangan sampai nyesel hanya karena kita takut gagal atau ragu-ragu.
"
saya setuju banged.... kata-katanya bagus banged ini,, Mari Kitah realisasikan!!!

^^

Acyhome said...

kenapa kita sibuk pengen jadi orang lain, kalo emang nggak bisa. Jadi diri sendiri aja lebih enak :)

Anonymous said...

kalimat mendekati akhirnya itu bagus bgt lho.. yg paling sakit memang bukan menjadi, tetapi tidak menjadi..

dan bener juga kata lo.. hidup itu mang cuma sebentar.. matinya yg lama banget

dee said...

apa ya keinginan saya?
mungkin skrg sy lagi mencoba menggalinya. salah satunya dengan belajar menulis..

seezqology said...

Ani :
Wah mbak nih punya bakat jadi ibu yg baik sekaligus wira usaha.
Begitulah hasil terawangan saya ha ha ha ...

Laporan :
Budaya latah betul tuh, sekarang semua orang latah pada bikin partai,latah bikin janji, nggak jelas maunya apa .

Nita:
Wah mbak Nita ayo kejer terus keinginannya. Bentar lagi bakal mendaptkan legenda pribadinya.
Ayo siapa menyusul ...

Apriany:
Yang orisinil emang nggak ada lagi, tapi paling nggak kita kerjaiin apa yg betul2 kita inginkan, bukan keinginan orang lain.
Yuk realisaiinnya bareng2.

Acy:
Betul Cy, jadi diri sendiri gak capek gak ada beban. Orang lain bilang apa, emangnya gue pikirin.

Presy:
Kalo nggak mau sakit kita harus menjadi makhluk jadi-jadian, alias menjadi apa yg kita inginkan.

Dee :
Lagi belajar menulis? Wah sama dong :)
Aku doaiin deh kamu jadi penulis yang terkenal di seluruh dunia. Baik dunia nyata maupun dunia gaib :)

astrid savitri said...

saya gak pasti apakah ini legenda atau mitos (atau apalah namanya) tapi SHAVITRI dlm kepercayaan hindu adalah dewi pelindung perempuan, khususnya para istri.. barangkali krn nama saya mirip maka saya suka rada-rada feminis, hehe...

Ivana said...

Apa, seezqo?
Prototipe aku aphrodite?
makasih ya...
wakakakaka.....
*narsis mode on*
met wiken,bro!!

Ngatini said...

aku adalah prototipe buat diriku sendiri..tapi siapakah aku???
itu teorinya..
pada suatu hari aku ditanya temenku.."coba deskripsikan tentang (misal) si Joko." dengan sukses aku bla..bla..bla..
tapi waktu ditanya dan suruh mendeskripsikan aku sendiri...Krik krik krik..aku jadi bingung..
mungkin karena aku belum menemukan prototipe diriku..tapi kalo be my self..jelassss udah...

gabriella said...

Bukan MENJADI apa diri kita, tapi TIDAK MENJADI apa diri kita

hmm.. masih bingung dengan hal itu.. saya sendiri belum menemukan prototype diri saya sendiri.. hmm..

ada yang bilang, anak" itu merupakan peniru yang paling ulung.. jadi secara otomatis sebenarnya pribadi kita masing" sudah terbentuk semenjak kita masih anak".. di mana kita tinggal, bagaimana suasana lingkungan sekitar, sampai harapan" apa yang dituturkan orang" di sekitar kita pada masa itu..

mulai terbentuk kotak" seperti "aku suka makan coklat" atau "sayur itu sehat, tapi ga enak!!" dan lainnya..

jadi yang namanya 'menjadi diri sendiri' itu prosesnya paaanjaaaang.. coba deh kilas balik, apa yang sudah membuat anda 'menjadi diri anda yang sekarang'

tempaan dari orang lain? atau makanan yang anda konsumsi selama ini? hehee.. *sotoy mode : ON

bintang pagi yang bercerita . . . said...

klo b u'r self d'usung dlm diri qta sendiri itu bner gag??

btw,
yuph gw anak arco depok?
siapa bestfriend u disini???
kalii aj kenal =)

main" lg ksini!
hwehwe,

~ tc ~ said...

Jadi kalau kita sekarang sedang punya keinginan mengerjakan sesuatu, atau menjadi sesuatu, cepetan deh di realisasikan. Mungkin itu yang akan jadi legenda pribadi kita ! Jangan sampai nyesel hanya karena kita takut gagal atau ragu-ragu --->

bener banget nih... aku juga sring banget ragu2... takut salah, takut gagal.. padahal kalo belum dicoba mana kita tau kita gagal ato sukses ya...

hmmmm

uNieQ said...

cc prototipe na kaya madonna ato marlyn monro ya????


*kabooooooooooooooor*

uNieQ said...

cc prototipenya gabungan antara Madonna, Marlyn Monroe, dan lady Diana hahahhahhaha *ngaco-mode-on*

nindya said...

aku tertarik endingnya tuh.. emang mati lamaa sekali ya hehehe....

Ivana said...

LAPOR!!!
Ada award buat kamu di blog saya. Diambil yah,bro!!

Anonymous said...

kalo aku gak mau latah ahhh cukup jadi diri sendiri aja :D