Friday, September 5, 2008

AWAS ! Para Penghisap Energi di Sekeliling Kita

Kita hidup di dunia energi. Semua benda,materi yang bisa kita lihat,rasai,ciumi, sebenarnya hanyalah kumpulan energi yang bergetar pada frekwensi dan kecepatan yang bebeda-beda. Sehingga timbullah persepsi yang berbeda-beda pula pada panca indera kita.
Ada yang kita persepsikan sebagai manusia,tumbuhan,batu,kursi,planet,bintang dan galaksi. Berbahagialah Einstein yang bisa melihat energi di balik materi.

Sepanjang hidup kita selalu mempertukarkan energi, dengan orang lain dan lingkungan kita. Sayangnya kita nggak menyadari ada hal-hal yang justru melemahkan energi kita. Ada orang-orang yang justru menghisap energi kita. Membuat kita semakin jatuh tanpa kita mengerti penyebabnya.

Siapa itu? Siapa mereka?


Kehidupan hanya bisa berlangsung dan bertahan kalau ada pertukaran energi. Air harus terus mengalir. Hujan harus turun. Udara harus terus bergerak. Bumi harus mengelilingi matahari. Elektron harus terus memutari inti atom.

Untuk tetap hidup, kita harus terus menyerap dan melepas energi. Kita makan dan BAB. Kita bernafas menarik energi alam semesta. Kita menghirup O2 dan melepaskan CO2. Sebaliknya tumbuhan Menghisap CO2 dan melepas O2. See? Kita dan tumbuhan saling bertukar energi. Karena kita nggak bisa menghirup udara aja tanpa melepasnya kembali. Sama seperti kita makan tanpa BAB.

Saat teman-teman sedang membaca artikel ini, pertukaran energi juga sedang berlangsung. Teman-teman menyerap energi yang saya lepaskan lewat tulisan ini. Dan sebaliknya saya akan menarik energi dari kalian saat membaca komen-komen yang kalian tuliskan.

Seorang penyanyi dalam sebuah konser, sedang menarik energi kumulatif yang tercipta dari ribuan penontonnya. Akibatnya dia akan tampil all out dan sangat memukau. Di sisi lain penonton yang menyaksikan sang idolanya begitu bergairah akan menjadi histeris dan meluap-luap energinya, karena menyatu dengan energi kumulatif di konser tersebut.

Seorang atlet yang bertanding di depan puluhan ribu pendukungnya, akan mendapat tambahan energi yang luar biasa, hingga melampaui kemampuan fisiknya. Para pendukungnya akan melonjak-lonjak kegirangan, seolah-olah nggak ada capeknya saat sang jagoannya berhasil mengalahkan lawannya.

Energi kumulatif juga tercipta di tempat-tempat ibadah. Mudah sekali untuk merasakan energi kedamaian di tempat-tempat tersebut. Bahkan meskipun kita bukan Buddist, kita akan rasakan kedamaian saat memasuki vihara, meskipun bukan muslim kita akan rasakan keagungan Istiqlal, meskipun bukan Kristen sulit untuk menghindari perasaan kekudusan saat di dalam Katedral.

Itulah sebabnya di Mekkah dan Lourdress banyak tercipta keajaiban. Doa-doa yang dipanjatkan disana lebih mudah terkabulkan.
Alasannya sangat jelas! Energi kumulatif yang tercipta di tempat-tempat seperti Mekkah, Lourdress, Sungai Gangga, Himalaya, dan tempat-tempat lain yang disucikan, teramat sangat besar dan dahsyat!

Nggak heran orang-orang yang pernah pergi umroh atau naik haji pasti ingin balik lagi.Nggak heran kenapa berpuasa di bulan Ramadhan jauh lebih mudah dan menyenangkan di banding bila di lakukan di hari-hari biasa.

Sesungguhnya kalau bukan karena faktor energi kumulatif ini, lebih baik kita berdoa atau sembahyang di kamar aja sendirian.

Itulah sebabnya 3 utusan kerajaan Arab Saudi yang mengunjungi Vatikan tahun 1965, tak keberatan menjalankan sholat wajib di dalam Gereja St Petrus (walau tetap menghadap kiblat).
Itulah sebabnya Paus Yohanes Paulus II tak keberatan menaruh patung Budha di atas altar gereja saat Dalai Lama datang bersilaturahmi.

Itulah sebabnya orang yang sedang jatuh cinta tak keberatan menembus hujan badai demi kekasihnya. Jangankan cuma puting beliung, badai Katrina dan Gustav pun akan diajak bermain-main. Karena cinta dan kasih dalam bentuk apapun memiliki energi yang maha dahsyat, yang akan mengangkat orang yang sedang diliputinya ke frekwensi lebih tinggi.
Itulah sebabnya saya tak keberatan menulis artikel ini, semata-mata karena cinta saya pada teman-teman ( Caileeeee.......sok romantis lo Seez!).

Nah sekarang yang perlu kita cermati adalah orang-orang dan hal-hal yang justru menguras energi kita. Bagai drakula berwajah pucat yang kehausan sedang menghisap darah kita.

Mereka adalah orang-orang pengeluh, pemarah, pendendam, pengkritik, suka iri hati, suka dengki. Tanpa sadar energi kita terkuras habis bila terlalu banyak berinteraksi dengan mereka.
Susahnya mereka mungkin orang-orang terdekat kita, sahabat-sahabat dan keluarga kita. Dan mereka bukannya dengan sengaja mau menghisap habis energi kita. Bukannya dengan sadar mau menyia-nyiakan energi mereka sendiri.

Salah satu jalan adalah kita harus punya benteng energi yang kuat. Frekwensi energi kita harus jauh lebih tinggi dari mereka. Jadi bukannya kita yang terseret ke bawah, tapi justru mereka yang terangkat oleh kita.

Caranya?
Jangan balas kemarahan dengan kemarahan,penghinaan dengan penghinaan,kritik dengan kritik,dendam dengan dendam. Jangan biarkan kita terseret ke "permainan hidup tingkat rendah mereka". Kita harus tetap stay tune di frekwensi tingkat tinggi kita. Misalnya mereka main di AM, kita main di FM. Syukur-syukur mereka juga akan terangkat ke FM. Akan lebih indah dan membahagiakan bukan ?

Minimalisir menonton tayangan-tayangan tv yang melemahkan kita. Misalnya tayangan kriminal, kekerasan, dan drama-drama yang terlalu banyak mengumbar tangis tapi pesannya nggak mengangkat kita alias nggak jelas.
Bergaulah dengan orang-orang yang membawa kedamaian, pencerahan, peningkatan kesadaran, perluasan wawasan. Karena walau kita hidup di bawah langit yang sama, tapi cakrawala kita berbeda-beda.

Idealnya kita punya energi yang cukup kuat, sehingga mampu menolak menggunakan narkoba, mampu menolak melakukan korupsi.
Lalu kenapa banyak orang di luar sana yang nggak bisa lepas dari narkoba? Nggak bisa berkata tidak pada korupsi? Karena mereka nggak punya energi yang cukup untuk menolak semua itu.

Mungkin mereka lebih kaya, lebih populer, lebih cantik dan ganteng, lebih kelihatan religius, tapi energi mereka terkuras habis...

Kasihan mereka ...

Selengkapnya...